LANGKAH JITU BERANTAS AEDES AEGYPTI SEBAGAI VEKTOR DI KAWASAN TROPIK
PKM-GT
Oleh Hervian, Briandany, Sigit Ari
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febris-virus akut, seringkali disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam atau leukopenia sebagai gejalanya. DBD ditandai empat manifestasi klinis utama: demam tinggi, fenomena hemoragik, sering dengan hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi.
Epidemi demam berdarah dengue (DBD) telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat global dalam beberapa dekade terakhir, dengan pengembangan hyperendemicity di daerah perkotaan dan pusat-pusat perkotaan dari banyak negara-negara tropis dan subtropis. Negara Asia Pasifik memiliki lebih dari 70% dari beban penyakit. Secara global, 2,5 miliar orang tinggal di daerah di mana virus dengue dapat ditularkan, diperkirakan 50 juta infeksi demam berdarah terjadi setiap tahun, dengan 500.000 kasus DBD dan setidaknya 22.000 kematian, terutama di kalangan anak-anak.
Pada tahun 2005, Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) WHO menanggapi wabah dengan tinggi-Angka kematian kasus (3,55%) di Timor-Leste. Pada November 2006, Nepal melaporkan kasus demam berdarah pribumi untuk pertama kalinya. Demokratik Rakyat Republik Korea satu-satunya negara dari Timur-Selatan Daerah yang tidak memiliki laporan berdarah pribumi. Negara-negara di kawasan ini telah dibagi menjadi empat zona dengan iklim berbeda potensi penularan DBD yang berbeda. Epidemi dengue adalah kesehatan masyarakat yang utama masalah di Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan Timor-Leste yang berada di hujan tropis dan zona khatulistiwa di mana Aedes aegypti tersebar luas di perkotaan dan daerah pedesaan, di mana beberapa serotipe virus yang beredar.
Pada tahun 2008, untuk wilayah Asia Tenggara secara keseluruhan, terdapat sekitar 18% peningkatan dalam jumlah kasus yang dilaporkan dan sekitar 15% peningkatan jumlah kematian DBD dilaporkan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di Indonesia DBD ini sebagian besar endemik di daerah perkotaan di mana lebih dari 35% dari penduduk negara itu hidup. Selama tahun 2004, kasus yang dilaporkan setiap bulan dengan total 78.690 dan 954 kematian (CFR = 1,2%). Kasus-kasus yang dilaporkan 1985-2004 menunjukkan tren yang meningkat. Selama 20 tahun terakhir, wabah pada tahun 2004 adalah yang paling serius diikuti oleh satu-satunya yang terjadi pada tahun 1998 (1.414 kasus dan 72.133 kematian; CFR = 2%). Sejak November 2004, jumlah kasus yang meningkat secara bertahap dengan puncak pada bulan Januari 2005 (6.043 kasus). Pada tahun 2005, Indonesia adalah penyumbang utama dari kasus demam berdarah di SEAR (53%) dengan total 95.270 kasus dan 1.298 kematian (CFR = 1,36%). Kasus telah meningkat sebesar 17% dan kematian sebesar 36% dibandingkan dengan 2004. Kasus yang dilaporkan adalah beban tertinggi yang pernah dalam sejarah berdarah di Indonesia. Pada tahun 2006 Indonesia melaporkan 57% dari kasus demam berdarah dan hampir 70% dari kematian berdarah di SEAR (1132 Kematian dari total 1558 berdarah kematian di wilayah). Pada tahun 2007 bersama-sama 188.115 kasus yang dilaporkan.
Laporan perkembangan kasus DBD tahun 2009 di Indonesia per provinsi s/d tanggal 09 Februari 2010. Data bulan Desember 2009 masih ada 4 provinsi yang belum melaporkan yakni Sulbar, NTB, Papua Barat dan Papua. Tahun 2008 jumlah kasus 137.469 (IR = 59,02 per 100.000 penduduk) dengan kematian : 1.187 (CFR = 0.86%). Jumlah kasus pada tahun 2009 sebanyak 154.855 dengan kematian 1.384 (CFR = 0.89%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 mengalami peningkatan, bahkan telah terjadi KLB di 6 Provinsi yakni Kalbar, Sumut, Kalteng, Kalsel, Kaltim dan Babel meliputi 25 Kabupaten/Kota.
Dari kasus yang dilaporkan pada tahun 2009 diperoleh 10 provinsi yang menunjukkan kasus terbanyak adalah : Jawa Barat 35.453 kasus, DKI Jakarta 27.964, Jawa Timur 18.008, Jawa Tengah 17.881, Kalbar 9.792, Bali 5.810, Banten 5.250, Kaltim 5.244, Sumut 4.535, Sulsel 3.411. Adapun provinsi yang mengalami peningkatan kasus bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 adalah : Propinsi Sumut, Riau, Babel, Banten, Jabar, DI Yogya, Jatim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulut, Sulbar dan Maluku Utara. Sedangkan pada tahun 2010 (s/d Januari) telah dilaporkan sebanyak 2.603 kasus dengan kematian 35 orang (CFR = 1,35) di 12 Provinsi yakni : Babel, Lampung, Banten, Jabar, DI Y, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo dan NTT. (DITJEN PP&PL)
Penyebab utama demam berdarah adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Aedes aegypti adalah nyamuk yang paling penting dan efisien karena afinitas bagi manusia (Gubler 1998). Belum ada vaksin untuk pencegahan penyakit DBD dan belum ada obat-obatan khusus untuk penyembuhannya, dengan demikian pengendalian DBD tergantung pada pemberantasan nyamuk Aedes aegypti.
Di kawasan tropis dengan curah hujan yang tinggi, membuat nyamuk semakin mendapat tempat untuk berkembang biak. Nyamuk berkembang biak dengan cara bertelur di tempat yang terdapat genangan air. Sehingga pada musim penghujan jumlah populasi nyamuk Aedes aegypti meningkat. Akibatnya kasus DBD di kawasan tropis terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis berusaha memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah yaitu berupa pemberantasan nyamuk vektor Aedes aegypti. Pemberantasan nyamuk ini dilakukan dengan Genetically Modified Mosquito (GMM). GMM adalah sebuah solusi dalam pemberantasan nyamuk yang dilakukan dengan memasukkan gen letal dominan ke dalam nyamuk jantan. Sehingga nyamuk tidak dapat berkembang biak dan populasi nyamuk vektor akan menurun.
Tujuan Penulisan
Pembuatan karya tulis ini bertujuan untuk member gagasan baru dalam pemberantasan kasus DBD di kawasan tropik dengan memberantas nyamuk Aedes Aegypti.
Manfaat
Karya tulis ini bermanfaat sebagai berikut :
• Memberikan sumbangan pemikiran tentang pemberantasan DBD di kawasan tropik.
• Meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat di kawasan tropik.
Genetically Modified Mosquito (GMM)
Senin, Agustus 30, 2010 |
Label:
PKM Dikti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar